Rangkuman Matakuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
1.1
Desain Pekerjaan dan Analisis Pekerjaan
1.1.1 Elemen-elemen Desain
Pekerjaan
Ada tiga elemen dasar dalam desain pekerjaan
yaitu:
A.
Elemen organisasional,
Elemen ini menyangkut masalah efisiensi yang
artinya setiap pekerjaan harus dirancang secara efisien sehingga memberikan
hasil yang maksimal dari pekerjaan yang dilakukan. tiga hal yang harus
diperhatikan dalam elemen organisasional ini.
- pendekatan mekanistik;
- masalah aliran kerja;
- praktik kerja.
B.
Elemen lingkungan
Elemen lingkungan memiliki pengaruh bagi
organisasi dalam tersedianya sumber daya manusia yang berpotensi, berpendidikan
maupun berpengalaman.
C.
Elemen keperilakuan.
Elemen keperilakuan yang merupakan sifat dasar
dan karakter dari sumber daya manusia. Ada tiga hal yang harus diperhatikan
organisasi dari elemen ini untuk menyusun desain pekerjaan:
- Bagaimana seseorang mampu bekerja sesuai
dengan tugas dan fungsi yang telah ditetapkan secara bertanggung jawab dan
memberikan hasil yang baik bagi organisasi. Organisasi juga harus membuat
pekerjaan yang bisa membuat seseorang bisa bekerja dengan senang hati, tidak
tertekan, dan tidak bosan.
- Bagaimana membuat sebuah pekerjaan itu
menjadi kebanggaan bagi pekerja sehingga mereka bisa merasa lebih baik dan itu
berdampak bagi hasil pekerjaannya.
-Bagaimana cara organisasi memberikan motivasi bagi pekerja.
1.1.2 Trade-off Keperilakuan
dan Efisiensi
Pengertian efisiensi yaitu perbandingan antara
keluaran dengan pemasukan
Trade off yang dihadapi oleh para perancang
pekerjaan perusahaan yaitu:
- Produktivitas versus spesialisasi
- Kepuasan kerja versus spesialisasi
- Proses belajar versus spesialisasi
- Perputaran karyawan versus spesialisasi
1.1.3 Pengertian Analisis
Pekerjaan
Analisis merupakan aktivitas berpikir untuk menjabarkan
pokok persoalan menjadi bagian, komponen, atau unsur, serta kemungkinan
keterkaitan fungsinya. Sedangkan pekerjaan adalah sekumpulan/ sekelompok tugas
dan tanggung jawab yang akan, sedang dan telah dikerjakan oleh tenaga kerja
dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian analisis pekerjaan dapat diartikan
sebagai suatu aktivitas untuk mengkaji, mempelajari, mengumpulkan, mencatat,
dan menganalisis ruang lingkup suatu pekerjaan secara sistematis dan sistemik
(Sastrohadiwiryo, 2002:127).
1.1.4 Arti Pentingnya Analisis
Jabatan
Analisis Jabatan atau Job Analysis ini adalah
sebuah proses untuk mengidentifikasikan dan menentukan secara rinci tugas dan
persyaratan pekerjaan tertentu serta kepentingan yang berkaitan dengan
tugas-tugas pada jabatan atau pekerjaan tertentu.
1.1.5 Tujuan Analisis Jabatan
- Job description
- Job classification
- Job evaluation
- Job desing instructuring
- Personal requirement/spesifications
- Performance appraisa
- Worker training
- Worker mobility
- Efficiency
- Safety
- Human resource planning
- Legal/quasi legal requirements
1.1.6 Jenis Analisis Jabatan
Terdapat dua jenis analisis pekerjaan yang
utama yakni:
- Analisis pekerjaan tradisional (Traditional
Job Description)
- Analisis pekerjaan yang berorientasi pada
hasil (Results-oriented Job Description), dimana lebih menekankan pada manfaat
suatu pekerjaan, harapan yang akan dicapai, sesuai dengan aspek-aspek
1.1.7 Sifat dari Analisis
Jabatan
- Analisis Jabatan
- Uraian Jabatan
- Spesifikasi Jabatan
1.2 Penarikan SDM
Penarikan adalah usaha untuk mencari dan
mempengaruhi tenaga kerja agar mau melamar lowongan pekerjaan yang ada
dalamsuatu perusahaan. Yang dimaksud dengan penarikan tenaga kerja di atas
adalah penarikan sumber daya manusia dalam arti mencari atau melakukan
penarikan tenaga kerja yang berkualitas.
1.2.1 Tujuan Penarikan
- Memikat pelamar yang melamar kesempatan
kerja,
- Mempengaruhi pelamarmenerima tawaran
pekerjaan yang mereka terima,
- Sebagaisarana pertukaran informasi.
1.2.2 Alasan-alasan Dasar
Penarikan
- Berdirinya organisasi baru
- Adanya perluasan (ekspansi) kegiatan
organisasi
- Terciptanya pekerjaan-pekerjaan dan
kegiatan-kegiatan baru
- Adanya pekerjaan yang pindah ke organisasi
lain
1.2.3 Kendala-kendala Penarikan
a.
Kebijaksanaan organisasional
- Kebijaksanaan promosi
- Kebijaksanaan kompensasi
- Kebijaksanaan status karyawan
- Kebijaksanaan penerimaan tenaga lokal
b.
Rencana SDM
c.
Kondisi pasar tenaga kerja
d.
Kondisi lingkungan eksternal
e.
Persyaratan jabatan
f.
Kebiasaan-kebiasaan pelaksana penarikan
1.2.4
Saluran-saluran
Penarikan
A.
Walk in
B.
Rekomendasi dari karyawan
C.
Iklan: Penarikan SDM dengan caramemasang iklan
di media massa, dilakukan dengan 2 cara: Want ad dan Blind ad
D.
Agen-agen penempatan tenaga kerja
E.
Lembaga Pendidikan
-
Organisasi karyawan
-
Leasing
-
Nepotisme
-
Asosiasi professional
-
Operasi Militer
1.3 Perencanaan dan
Pengembangan Karir
Pengembangan karir merupakan proses
menyelaraskan rencana karir karyawan dengan kebutuhan perusahaan melalui
manajemen karir. Dalam masa kerjanya bersama perusahaan, umumnya karyawan ingin
mendapatkan peningkatan karir dengan mendapatkan promosi ke jabatan dengan
tingkatan yang lebih tinggi.
1.3.1 Ruang Lingkup Perencanaan
Karir
Perencanaan karir merupakan bagian yang sangat
penting karena menentukan dinamika organisasi atau perusahaan untuk manajemen
sumber daya manusia. Ruang lingkup perencanaan karir mencakup hal-hal sebagai
berikut:
a. Perencanaan jenjang jabatan atau pangkat karyawan.
b. Perencanaan tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan.
1.3.2 Langkah-langkah
Perencanaan Karir
Proses atau langkah-langkah yang akan ditempuh
untuk menyusun rencana karir terdiri atas hal-hal berikut ini :
1. Menilai Diri Sendiri
2. Menetapkan Tujuan Karir
3. Menyiapkan Rencana-Rencana
4. Melaksanakan Rencana- Rencana
1.3.3 Pengembangan Karir
Pengembangan karir (career development)
meliputi aktivitas-aktivitas untuk mempersiapkan seorang individu pada kemajuan
jalur karir yang direncanakan. Beberapa prinsip pengembangan karir adalah
sebagai berikut :
1.
Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap pengembangan karir.
2.
Bentuk pengembangan skill yang dibutuhkan
ditentukan oleh permintaan pekerjaan yang spesifik.
3.
Pengembangan akan terjadi hanya jika seorang individu
belum memperoleh skill yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan.
4.
Waktu yang digunakan untuk pengembangan dapat
direduksi/dikurangi dengan mengidentifikasi rangkaian penempatan pekerjaan
individu yang rasional.
1.3.4
Manfaat Perencanaan
Karir
1.
Menurunkan tingkat perputaran karyawan (turn
over), dimana perhatian terhadap karir individual dalam perencanaan karir yang
telah ditetapkan akan dapat meningkatkan loyalitas pada perusahaan mereka
bekerja.
2.
Mendorong pertumbuhan, dimana perencanaan karir
yang baik akan dapat mendorong semangat kerja karyawan untuk tumbuh dan
berkembang. Dengan demikian motivasi karyawan dapat terpelihara.
3.
Memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi akan
sumber daya manusia di masa yang akan datang.
4.
Memberikan informasi kepada organisasi dan
individu yang lebih baik mengenai jalur potensial karir di dalam suatu
organisasi.
5.
Mengembangkan karyawan yang dapat dipromosikan,
perencanaan karir membantu membangun penawaran internal atas talenta yang dapat
dipromosikan untuk mempertemukan dengan pekerjaan yang disebabkan oleh masa
pensiun atau berhenti kerja.
1.3.5 Manfaat Pengembangan
Karir
Bagi organisasi pengembangan karir bermanfaat
sebagai :
1. Menjamin ketersediaan bakat yang diperlukan
2. Meningkatkan kemampuan organisasi
3. Mengurangi frustasi karyawan
4. Mendorong adanya keanekaragaman budaya dalam sebuah organisasi
5. Meningkatkan nama baik organisasi
Bagi karyawan pengembangan karir identik dengan
keberhasilan, karena pengembangan karir bermanfaat untuk dapat :
1. Menggunakan potensi seseorang dengan sepenuhnya
2. Menambah tantangan dalam bekerja
3. Meningkatkan otonomi
4. Meningkatkan tanggung jawab
1.4 PROMOSI DAN PEMINDAHAN
Promosi diartikan sebagai perpindahan yang
memperbesar authority dan responsibility karyawan ke jabatan yang lebih tinggi
di dalam suatu organisasi sehingga kewajiban, hak, status, dan penghasilannya
semakin besar. Promosi berarti perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan lain
yang mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi disertai dengan
peningkatan gaji/upah lainnya, walaupun tidak selalu demikian.
1.4.1
AZAS-AZAS PROMOSI
1.
AZAS KEPERCAYAAN Promosi hendaknya berazaskan
pada kepercayaan atau keyakinan mengenai kejujuran, kemampuan, dan kecakapan
karyawan bersangkutan dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik pada
jabatan tersebut
2.
AZAS KEADILAN Promosi hendaknya dilakukan
secara adil. Penilaian harus jujur dan obyektif, tidak pilih kasih atau like
and dislike
3.
AZAS FORMASI Promosi harus berazaskan kepada
formasi yang ada, karena promosi karyawan hanya mungkin dilakukan jika ada
formasi jabatan yang lowong.
1.4.2 DASAR PROMOSI
Menurut Hasibuan, dasar untuk mempromosikan
karyawan adalah
-
pengalaman (senioritas): promosi yang
didasarkan pada lamanya pengalaman kerja karyawan.
-
kecakapan (ability): orang yang cakap atau ahli
mendapat prioritas pertama untuk dipromosikan.
-
kombinasi pengalaman dan kecakapan : Cara ini
adalah dasar promosi yang terbaik dan paling tepat karena mempromosikan orang
yang paling berpengalaman dan terpintar, sehingga kelemahan promosi yang hanya
didasarkan pengalaman/kecakapan saja dapat diatasi.
1.4.3 TUJUAN PROMOSI
-
Memberikan pengakuan jabatan dan imbalan jasa
yang semakin besar kepada karyawan yang berprestasi keja tinggi.
-
Menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi,
status sosial yaang semakin tinggi, dan penghasilan yang semakin besar.
-
Merangsang agar karyawan lebih bergairah
bekerja, berdisiplin tinggi, dan memperbesar produktivitas kerjanya
-
Menjamin staabilitas kepegawaian dengan
direalisasikannya promosi kepada karyawan dengan dasar dan pada waktu yang
tepat serta penilaian yang jujur.
1.4.4 Jenis Promosi
1. Promosi Sementara
2. Promosi Tetap
3. Promosi Kecil
4. Promosi Kering
1.4.5 DEMOSI KARYAWAN
Demosi adalah perpindahan karyawan dari suatu
jabatan ke jabatan yang lebih rendah di dalam suatu organisasi, wewenang,
tanggung jawab, pendapatan serta statusnya semakin rendah. Demosi adalah
penurunan pangkat/jabatan seorang karyawan yang dilakukan dalam suatu
organisasi.Tujuan demosi untuk menghindari kerugian perusahaan, memberikan
jabatan/posisi, gaji dan status yang tepat sesuai dengan kemampuan kecakapan
karyawan yang bersangkutan. Demosi ini merupakan hukuman terhadap karyawan yang
tidak mampu mengerjakan tugas-tugasnya padaa jabatan yang dipangkunya hingga
jabatannya diturunkan.
1.4.6 PEMINDAHAN (MUTASI)
Mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/
tempat/pekerjaan yang dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal
(promosi/demosi) di dalam suatu organisasi. Tujuan Mutasi yaitu :
-
Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
-
Menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja
dengan komposisi pekerjaan atau jabatan.
-
Memperluas atau menambah pengetahuan karyawan.
-
Menghilangkan rasa bosan/jemu terhadap
pekerjaannya.
-
Memberikan perangsang agar karyawan mau
berupaya meningkatkan karir yang lebih tinggi.
Prinsip mutasi adalah memutasikan karyawan
kepada posisi yang tepat dan pekerjaan yang sesuai, agar semangat dan
produktivitas kerjanya meningkat. Dasar mutasi adalah merit system, seniority
system dan spoiled system.
1.5 Penilaian Prestasi Kerja
Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan
atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan yang umum untuk kebanyakan
pekerjaan meliputi elemen sebagai berikut :
1. Kuantitas dari hasil
2. Kualitas dari hasil
3. Ketepatan waktu dari hasil
4. Kehadiran
5. Kemampuan bekerja sama
1.5.1 KEPUASAN KERJA
Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu
yang bersifat individual.Di bawah ini terdapat teori kepuasan yang cukup
dikenal yaitu:
1. Teori ketidaksesuaian (discrepancy theory);
2. Teori keadilan (equity theory);
3. Teori dua faktor (two factor theory).
1.5.2 Faktor-faktor penyebab
kepuasan kerja menurut Job Descriptive Index:
1. Bekerja ditempat yang tepat
2. Pembayaran yang sesuai
3. Organisasi dan manajemen
4. Supervisi pada pekerjaan yang tepat
5. Orang yang berada dalam kerjaan yang tepat
1.5.3 PENILAIAN PRESTASI KERJA
Penilaian prestasi kerja merupakan alat
manajemen sumber daya manusia yang digunakan untuk mengukur kualitas sumber
daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan pada suatu periode tertentu,
sekaligus untuk mengetahui tingkat kesesuaiannya dengan kebutuhan sumber daya
manusia pada periode yang sama, tujuan penilaian kinerja atau prestasi kinerja
karyawan pada dasarnya meliputi:
1.
Untuk mengetahui tingkat prestasi karyawan
selama ini.
2.
Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk
memberikan kenaikan gaji berkala, gaji pokok, kenaikan gaji istimewa, insentif
uang.
3.
Mendorong pertanggungjawaban dari karyawaan.
4.
Untuk pembeda karyawan yang satu dengan
karyawan yang lain.
1.5.4 KEGUNAAN PENILAIAN KERJA
Kegunaan penilaian kinerja ditinjau dari
berbagai perspektif pengembangan perusahaan, khususnya manajemen SDM, yaitu:
1. Dokumentasi
2. Posisi tawar.
3. Perbaikan kinerja.
4. Penyesuaian kompensasi.
5. Mengatasi tantangan-tantangan eksternal
1.5.5 JENIS-JENIS PENILAIAN
KINERJA
1. Penilaian hanya oleh atasan
2. Penilaian oleh kelompok lini
3. Penilaian oleh kelompok staf
4. Penilaian melalui keputusan komite
5. Penilaian berdasarkan peninjauan lapangan
6. Penilaian oleh bawahan dan sejawat.
1.5.6
METODE PENILAIAN
KINERJA
1.
Metode penilaian kategori, yaitu metode yang
paling sederhana menilai kinerja dan juga yang membutuhkan seorang manager
untuk menandai tingkat kinerja karyawan pada formulir khusus yang dibagi ke
dalam kategori kinerja.
a. Skala penilaian grafis
b. Checklist
2.
Metode komparatif, yaitu merupakan metode yang
memerlukan para manager untuk membandingkan secara langsung kinerja karyawan
mereka terhadap satu sama lain.
a. Penentuan peringkat
b. Distribusi paksa
3.
Metode perilaku atau tujuan, yaitu untuk
mengatasi kesulitan metode yang lainnya
a. Pendekatan penilaian perilaku
b. MBO (Management By Objective)
4.
Metode naratif, yaitu metode yang menguraikan
tindakan karyawan dan juga dapat mengindikasikan penilaian aktual.
a. Kejadian penting
b. Esai
c. Tinjauan lapangan
1.5.7 Syarat-syarat Bagi Suatu
Sistem Performance Appraisal
1. RELEVANCE
2. ACCEPTABILITY
3. RELIABILITY
4. SENSITIVITY
5. PRACTICALITY
1.5.8 PROBLEM PERFORMANCE
APPRAISAL
l HALLO EFFECT bisa negatif, bisa positif.
l LINIENCY kesalahan yang dilakukan penilai karena kecenderungan
memberikan nilai tinggi.
l STRICTNESS/SEVERITY cenderung memberikan nilai rendah.
l CENTRAL TENDENCY cenderung memberikan nilai sedang.
l PERSONAL BIAS kesalahan dalam penilaian sebagai akibat perasaan penilai
sehingga mengurangi objektivitasnya.
1.6 Pemberian Kompensasi
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima
para pekerja sebagai balas jasa dari hasil kerja. Istilah kompensasi sering
juga disebut dengan honor, upah, gaji atau fee. Program-program kompensasi
penting bagi perusahaan, karena mencerminkan upaya organisasi untuk
mempertahankan sumber daya manusianya.
1.6.1 Tujuan Pemberian
Kompensasi
- Memperoleh
personalia yang berkualitas
- Mempertahankan karyawan yang ada
- Menjamin keadilan
- Mengendalikan biayabiaya
- Memenuhi peraturanperaturan legal
- Menghargai perilaku yang diinginkan
1.6.2 Bentuk Kompensasi
-
Imbalan Intrinsik berbentuk uang antara lain
misalnya : gaji/ upah/ honor/ bonus/ komisi/ insentif/ upah, dll
-
Imbalan Ekstrinsik bentuknya sebagai benefit /
tunjangan pelengkap contohnya seperti : uang cuti, uang makan, uang
transportasi, antar jemput, asuransi, jamsostek, uang pensiun, rekreasi,
beasiswa pendidikan, dsb
1.6.3 Metode Kompensasi
- Metode Tunggal
- Metode Jamak
1.6.4 Sistem Pembayaran
Kompensasi
SISTEM WAKTU
Besaran kompensasi ditetapkan berdasarkan
standar waktu seperti jam, minggu atau bulan. Kebaikan: administrasi pengupahan
mudah dan besarnya kompensasi tetap. Kelemahan: pekerja malas tetap dibayar
sesuai dengan perjanjian
SISTEM HASIL
Besaran kompensasi ditetapkan atas kesatuan
unit yang dihasilkan pekerja seperti per potong, meter, liter, dan kilogram.
Kebaikan: memberikan kesempatan kepada pekerja rajin untuk memperoleh hasil
yang lebih besar. Kelemahan: kualitas barang yang dihasilkan kurang sesuai
SISTEM BORONGAN
Suatu sistem pengupahan yang penetapan besarnya
jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lamanya pekerjaan. Kebaikan: pekerja
dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari waktu yang disepakati.
Kelemahan: membutuhkan alat yang lebih banyak dan apabila tidak cermat dalam
mengalkulasi dapat menyebabkan kerugian.
1.6.5 Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Kebijakan Kompensasi
FAKTOR INTERNAL:
1. Ukuran perusahaan
2. Umur pekerja
3. Anggaran tenaga kerja
4. Siapa yang membuat keputusan kompensasi
FAKTOR EKSTERNAL
1. Pasar tenaga kerja
2. Kondisi ekonomi
3. Peraturan pemerintah
4. Serikat pekerja
1.6.6 Tantangan Pemberian
Kompensasi
A. Suplai dan permintaan tenaga
B. Serikat karyawan
C. Produktivitas
D. Kesediaan untuk membayar
E. Kemampuan untuk membayar
F. Berbagai kebijakan pengupahan dan penggajian
G. Kendala-kendala pemerintah
Komentar
Posting Komentar