Pengaruh investasi terhadap pendapatan
NAMA : RAHMAHERA MISSMYLENIA
NPM : 25218816
KELAS : 2EB05
Pengaruh Invetasi terhadap Pendapatan Nasional
Terdapat keterkaitan yang erat antara pertumbuhan ekonomi dalam pendapatan nasional dan investasi. Hubungan keduanya menjadi suatu sorotan para ekonom, baik dari kalangan Klasik maupun Neo Klasik. Teori pendapatan nasional yang menggunakan pendekatan pengeluaran agregatif, dimana besarnya pendapatan nasional suatu negara diukur dari komponen-komponen expenditure para pelaku ekonominya lewat anggaran-anggarannya yaitu; sektor rumah tangga (C), perilaku usaha dan dunia usaha tercermin lewat komponen investasi (I) yang ditanam, pemerintah melalui anggaran belanjanya (G) dan sektor perdagangan internasional yang tercermin lewat nilai ekspor / impor netto-nya. Teori diatas selanjutnya menurunkan pertimbangan parsial pada faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam melakukan investasi. Seperti halnya dalam konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga, investasi oleh para pengusaha ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satu diantara faktor-faktor penting yang dipertimbangkan adalah besarnya nilai pendapatan nasional yang dicapai (Sukirno, 2006). dalam kebanyakan analisa mengenai penentuan pendapatan nasional pada umumnya variabel investasi yang dilakukan oleh pengusaha berbentuk investasi otonom (besaran / nilai tertentu investasi yang selalu sama pada berbagai tingkat pendapatan nasional). Tetapi adakalanya tingkat pendapatan nasional sangat besar pengaruhnya pada tingkat investasi yang. Secara teoritis, dapat dikatakan bahwa pendapatan nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat dan selanjutnya pendapatan masyarakat yang tinggi itu akan memperbesar permintaan atas barang-barang dan jasa. Maka keuntungan yang dicapai oleh sektor usaha dapat mencapai targetnya, dengan demikian pada akhirnya akan mendorong dilakukan investasi-investasi baru pada sektor usaha. Dengan demikian, apabila nilai pendapatan nasional semakin bertambah tinggi, maka investasi akan bertambah tinggi pula. Dan sebaliknya semakin rendah nilai pendapatan nasional, maka nilai permintaan investasinya akan semakin rendah pula. Pengembangan yang dilakukan para ekonom Neo Klasik pada teori Keynes ini terlihat pada formulasi yang dikembangkannya pada model akselerator investasi. Dijelaskan bahwa laju investasi adalah sebanding dengan perubahan output dalam perekonomian.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk melakukan pengendalian terhadap kondisi pada saat krisis tahun 1998 membuahkan hasil dimana inflasi dapat ditekan hingga mencapai 2,01% walaupun disatu sisi pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 0,8%. Sayangnya di satu sisi tahun-tahun berikutnya masih kurang stabil. Bahkan secara umum, selama tahun 2001, kinerja perekonomian Indonesia menunjukan pertumbuhan yang melambat. Hal ini tidak terlepas dari kondisi internal dimana masih tingginya resiko dan ketidakpastian yang berkelanjutan berbagai permasalahan dalam negeri yang terkait dengan restrukturisasi utang. Hal ini mengakibatkan menurunnya kepercayaan dunia usaha untuk melakukan kegiatan produksi dan investasi, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang turun menjadi 3,8% dari 4,9% pada tahun 2000.
Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun-tahun berikutnya dapat dikatakan cukup stabil hingga tahun 2005. Walaupun pertumbuhan ekonomi mencapai 5,69% lebih tinggi dari tahun 2004 yaitu sebesar 5,03%, tetapi di satu sisi tingkat inflasi mencapai tingkat tertingginya sejak krisis ekonomi sejak tahun 1998 yaitu sebesar 17,11% dan terjadi depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang cukup tajam. Hal ini terkait dengan kenaikan harga BBM yang dikeluarkan pemerintah pada oktober 2005.
Setelah terjadi tekanan yang cukup tinggi pada perekonomian Indonesia pada tahun 2005, upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menstabilkan perekonomian membuahkan hasil tahun berikutnya. Walaupun pada tahun 2007, perekonomian Indonesia dibayangi oleh gejolak eksternal sebagai efek dari terjadinya krisis di Amerika Serikat. Untungnya perekonomian Indonesia masih dapat mencatat prestasi yang cukup baik, hal ini tercermin pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, penurunan tingkat inflasi dan angka pengangguran dalam negeri dan apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di Indonesia.
Sehingga pengaruh investasi terdapat perekonomian dapat ditinjau dari pendapatan nasional
NPM : 25218816
KELAS : 2EB05
Pengaruh Invetasi terhadap Pendapatan Nasional
Terdapat keterkaitan yang erat antara pertumbuhan ekonomi dalam pendapatan nasional dan investasi. Hubungan keduanya menjadi suatu sorotan para ekonom, baik dari kalangan Klasik maupun Neo Klasik. Teori pendapatan nasional yang menggunakan pendekatan pengeluaran agregatif, dimana besarnya pendapatan nasional suatu negara diukur dari komponen-komponen expenditure para pelaku ekonominya lewat anggaran-anggarannya yaitu; sektor rumah tangga (C), perilaku usaha dan dunia usaha tercermin lewat komponen investasi (I) yang ditanam, pemerintah melalui anggaran belanjanya (G) dan sektor perdagangan internasional yang tercermin lewat nilai ekspor / impor netto-nya. Teori diatas selanjutnya menurunkan pertimbangan parsial pada faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam melakukan investasi. Seperti halnya dalam konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga, investasi oleh para pengusaha ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satu diantara faktor-faktor penting yang dipertimbangkan adalah besarnya nilai pendapatan nasional yang dicapai (Sukirno, 2006). dalam kebanyakan analisa mengenai penentuan pendapatan nasional pada umumnya variabel investasi yang dilakukan oleh pengusaha berbentuk investasi otonom (besaran / nilai tertentu investasi yang selalu sama pada berbagai tingkat pendapatan nasional). Tetapi adakalanya tingkat pendapatan nasional sangat besar pengaruhnya pada tingkat investasi yang. Secara teoritis, dapat dikatakan bahwa pendapatan nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat dan selanjutnya pendapatan masyarakat yang tinggi itu akan memperbesar permintaan atas barang-barang dan jasa. Maka keuntungan yang dicapai oleh sektor usaha dapat mencapai targetnya, dengan demikian pada akhirnya akan mendorong dilakukan investasi-investasi baru pada sektor usaha. Dengan demikian, apabila nilai pendapatan nasional semakin bertambah tinggi, maka investasi akan bertambah tinggi pula. Dan sebaliknya semakin rendah nilai pendapatan nasional, maka nilai permintaan investasinya akan semakin rendah pula. Pengembangan yang dilakukan para ekonom Neo Klasik pada teori Keynes ini terlihat pada formulasi yang dikembangkannya pada model akselerator investasi. Dijelaskan bahwa laju investasi adalah sebanding dengan perubahan output dalam perekonomian.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk melakukan pengendalian terhadap kondisi pada saat krisis tahun 1998 membuahkan hasil dimana inflasi dapat ditekan hingga mencapai 2,01% walaupun disatu sisi pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 0,8%. Sayangnya di satu sisi tahun-tahun berikutnya masih kurang stabil. Bahkan secara umum, selama tahun 2001, kinerja perekonomian Indonesia menunjukan pertumbuhan yang melambat. Hal ini tidak terlepas dari kondisi internal dimana masih tingginya resiko dan ketidakpastian yang berkelanjutan berbagai permasalahan dalam negeri yang terkait dengan restrukturisasi utang. Hal ini mengakibatkan menurunnya kepercayaan dunia usaha untuk melakukan kegiatan produksi dan investasi, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang turun menjadi 3,8% dari 4,9% pada tahun 2000.
Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun-tahun berikutnya dapat dikatakan cukup stabil hingga tahun 2005. Walaupun pertumbuhan ekonomi mencapai 5,69% lebih tinggi dari tahun 2004 yaitu sebesar 5,03%, tetapi di satu sisi tingkat inflasi mencapai tingkat tertingginya sejak krisis ekonomi sejak tahun 1998 yaitu sebesar 17,11% dan terjadi depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang cukup tajam. Hal ini terkait dengan kenaikan harga BBM yang dikeluarkan pemerintah pada oktober 2005.
Setelah terjadi tekanan yang cukup tinggi pada perekonomian Indonesia pada tahun 2005, upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menstabilkan perekonomian membuahkan hasil tahun berikutnya. Walaupun pada tahun 2007, perekonomian Indonesia dibayangi oleh gejolak eksternal sebagai efek dari terjadinya krisis di Amerika Serikat. Untungnya perekonomian Indonesia masih dapat mencatat prestasi yang cukup baik, hal ini tercermin pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, penurunan tingkat inflasi dan angka pengangguran dalam negeri dan apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di Indonesia.
Sehingga pengaruh investasi terdapat perekonomian dapat ditinjau dari pendapatan nasional
Komentar
Posting Komentar